Selasa, 20 Desember 2011

Kebudayaan Jatitujuh

Jatitujuh itulah nama desaku dan pula tempat lahirku.di desaku in segala kekhassan ada.kondisi masyarakat di jatitujuh sangat harmonis.norma-norma yang berlaku disini yaitu:
-sikap gotong royong seperti di hajatan, menghadiri undangan yang di haruskan member beras,uang dan bantuan tenaga yang di sumbangkan oleh para tetangga untuk mempersipkan segala hal.
Nilai yang masih ada yaitu:
-menjungjung tinggi sopan santun seperti menghormati orang yanglebih tua dan saling menyapa pada saat bertemu.
Pola-pola yang berkembang di jatitujuh yaitu:
-adanya rasa hiup bersama seperti membrsihkan inkungan idup bersama-sama dan memperbaiki gang jalan yang rusak bersama-sama.
Kebiasaan-kebiasaan di jatitujuh eperti:
-memberi bantuan kepada tetangga/yang membutuhkan baik berupa tenaga maupun materi.
Hal-hal khusus yang hanya aa di jatitujuh:
-subangan ala kadarnya setiap menjelang hari lebaran
-dempul,yaitu sumbangan kepada penjaga bale desa
-sumbangan jaga lontong yaitu sumbangan kepada penjaga mesjid yang melakukan emukulan bedug setiap tiba waktu shalat dan melakukan azan
-upacara sambut arwah baik pada bulan mulud dan menjelang lebaran yang berupa penyediaan sesajen yang tediri dari bubur putih,bubur merah,kopi pahit,kopi manis,the pahit,eh manis,kembang 7 rupa dan bakar kemenyan.
-mapag sri dan mapag tahun,yaitu acara pentas wayang kulit di bale desa pada waktu njelang musm tanam dan musim panen.
-tujuh bulanan pada pengantin yang akan mempunyai anak pertama dengan istilah babarit yang dapat di istilahkan sebagai mandi kembang dan memecahkan telur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar